Ubin merupakan salah satu elemen utama dalam rumah. Namun, jika Sobat Rajawali tidak cermat memasang lantai rumah maka akan muncul bagian ubin yang menyembul, dan pecah saat diinjak.
Terangkatnya ubin yang kemudian retak atau kadang pecah apalagi tak jarang muncul kasus yang diikuti dengan suara keras seperti meledak disebut dengan popping.
Beberapa hal penyebab terjadinya popping, di antaranya akibat perbedaan jenis material, kemampuan ubin menyerap air, jebakan udara di bawah ubin, dan bisa juga akibat pergerakan struktur.
Perbedaan jenis material yakni ubin, perekat dan beton bisa menjadi faktor terjadinya popping. Ketiga jenis material ini memiliki karakteristik yang berbeda serta mempunyai nilai muai dan susut yang berbeda juga.
Agar tidak terjadi hal tersebut, ada baiknya Anda mengenal lebih dekat tentang seluk beluk ubin.
Saat ini masyarakat sering menggunakan dua jenis ubin yakni homogeneous tile dan ceramic tile.
Homogeneous adalah material penutup lantai dan dinding yang terbuat dari bahan-bahan seperti tanah liat, silika dan kaolin yang dicampur menjadi satu dan dibakar dengan suhu 1.200 derajat Celcius.
Sementara itu, ceramic tile adalah jenis ubin yang paling banyak dipakai karena lebih kuat, mudah dibersihkan, awet dan tahan lama.
Ubin homogeneous biasanya memiliki kualitas water absorption (WA) sekitar 0,5%, sedangkan keramik mencapai sekitar 3%.
Ubin dengan WA rendah akan mengurangi daya rekat spesi atau perekat dengan campuran air tanpa aditif. Namun keadaan ini dapat direkayasa dengan cara merendam ubin.
Terkait dengan jebakan udara di bawah ubin yang menyebabkan terjadinya popping, karena terjadinya jebakan udara di bawah ubin.
Jebakan terjadi setelah pengeringan yang akan terisi udara hasil penguapan air dan panas hidrasi semen. Lama kelamaan udara itu berusaha mendesak keluar sehingga menyebabkan popping.
Ubin yang retak juga bisa terjadi lantaran adanya pergerakan struktur, yakni pergerakan yang terjadi akibat adanya momen tekan pada bidang lantai yang terbagi atas gaya-gaya vertikal maupun horizontal. Selain itu, juga akibat adanya penurunan fondasi sehingga berpengaruh pada ketidakstabilan menempelnya ubin.
Hal utama yang perlu diperhatikan saat pemasangan ubin adalah menggunakan ubin dan perekat ubin sesuai spesifikasi pabrik, baik untuk area terendam, area basah, eksterior dan interior. Satu hal yang tidak kelah penting adalah kemampuan aplikator alias tukang bangunan dalam memasang ubin.